Satu jam berlalu.
Mereka sampai, di kampung Keysa.
"Sayang, bangun kita sudah sampai," panggil Amira.
Anxel membuka mata. Kepalanya terasa sedikit ringan, karena bisa beristirahat sejenak. Lelaki itu membawakan tas milik sang istri. Setelah berhasil turun, mereka duduk sejenak pada sebuah bangku yang ada di bawah pohon terdekat.
"Di sini sejuk juga, rasanya malas bangun jadi, ngantuk lagi," ujar Anxel.
"Tuan, saya mau lanjutkan perjalanan. Kita hanya perlu berjalan beberapa meter saja," sahut Keysa sudah tak bisa menanti lagi pastinya.
"Sayang, kalau kamu masih mau tetap di sini, biar aku temani. Keysa bisa pergi bersama dengan Andra. Sedangkan kita masih ada bibi untuk menunjukkan jalannya," tutur Amira.
Tentunya Anxel tidak bisa seenaknya begitu. Dia harus hadir bersama dengan Keysa, karena lelaki itu sudah memegang prinsip sejak dulu. Semua pekerja, akan menjadi tanggungannya tanpa terkecuali. Apalagi yang sudah dia anggap seperti keluarga.