Mendengar itu, membuat darah Serlin serasa mendidih seketika. Wanita itu mengetuk meja dengan jari-jarinya.
"Ternyata, benar yang aku pikirkan selama ini. Tapi, aku yakin Niko tak akan menerima dirinya, sebab dia hanya mencintai diriku," gumamnya.
Wanita itu berniat menghancurkan rencana yang sudah Amira susun dengan baik bersama suaminya.
"Apa yang kamu katakan tadi, Nara?"
"Pak, sejujurnya sudah lama saya ...."
"Hai, kalian kenapa, aduh ..., ini kebetulan banget kayaknya." Kemunculan Serlin, dan ajakan Niko kepadanya untuk bergabung, membuat Nara sangat muak.
"Kalian bicara apa, serius tampaknya?"
"Mungkin Nara hanya bercanda tadi, tidak ada apa-apa. Apa kamu tidak lelah? Aku pesankan makanan ya ...."
"Kalian lanjut saja, aku permisi." Tanpa mau ditahan kembali, Nara langsung keluar dari restoran tersebut.
"Apa dia marah?" Dengan penuh kepolosan yang dibuat-buat, Serlin menanyakannya.
"Memang begitu orangnya, tenang saja."