Lelaki itu tampak sangat bimbang.
"Apa kamu beneran gak bisa jalan sendiri? Atau nggak nanti aku bantu, tapi gak usah digendong gimana?"
"Apa aku terlihat tidak menarik? Jelek dan tidak pantas untuk diperhatikan oleh Niko, kenapa lelaki ini seperti enggan denganku," batinnya kesal.
"Aku sungguh, aduh ...."
Nara semakin memberikan beban tubuhnya kepada Niko, agar lelaki itu segera bertindak. Bahkan, sampai pingsan pura-pura. Seperti yang dia duga, ternyata kini Nara dibaringkan di atas tempat tidur lelaki itu.
Satu matanya sedikit membuka, untuk melihat keadaan di sekitar. Wanita itu hanya bisa mendapati punggung Niko, yang tengah menghubungi seseorang tak jauh dari ranjangnya.
"Apa dia menelepon Pak Bos? Kalau iya, bisa bahaya. Mereka itu 'kan pintar, pasti kebohongan ini terbongkar, dan aku yang akan malu."
Nara segera menyadarkan dirinya.
"Aku sudah baikan, kalau begitu langsung kembali saja."
"Tunggu dulu, kenapa bisa secepat ini sedangkan tadi, kamu ...."