"Tolong, hentikan semua ini, kepalaku sungguh terasa sakit." Lelaki itu merintih, setetas air mata terjatuh, di lengan Amira yang memeganginya.
"Kenapa kamu masih belum ingat, Anxel? Apa yang harus aku lakukan agar kamu pulih?" desaknya.
"Hentikan, Mir! Kamu hanya akan menyakitinya jika terus memaksa seperti ini. Kita bisa coba cara yang lebih baik dari ini, tanpa melukainya," tutur Juna.
Di sepanjang perjalanan, wanita itu menahan kepalanya dengan satu tangan yang disudutkan pada kaca mobil.
"Kita sudah sampai," ujar Juna.
"Amira, ayo turun." Wanita itu masih asik melamun, tanpa mempedulikan apapun yang terjadi di sekitarnya.
Juna mengetuk kaca mobilnya dari luar, untuk menyadarkan wanita tersebut.
"Ayo masuk, Mira! Atau kamu mau tunggu di mobil saja?" tanyanya kemudian.
Wanita itu ikut, melewati lorong yang ramai oleh pengunjung dan pasien di rumah sakit tersebut. Mereka masuk pada sebuah ruangan, di mana tak semua orang boleh ada di dalamnya.