"Mereka marah sama kamu, minta maaf, ya, nanti saat di mobil." Begitu lembut Amira mengingatkan lelaki itu, hingga mengakibatkan tidak seolah mustahil keluar dari mulutnya.
"Dion, makasih sekali lagi, untuk hari ini."
"Sama-sama." Selama sang istri belum kembali, Dion masih ada waktu untuk tetap berada di sanding Amira.
Besok adalah hari terakhir, maka misi tentang seorang yang mirip dengan Anxel tadi, harus dia selesaikan dengan segera.
"Kalau nanti aku kembali ke luar negeri, kamu jaga diri di sini ya."
"Kalau boleh jujur, aku masih pengen kamu ada di sini, Dion. Kenapa gak seminggu aja, aku bantuin bicara sama bos kamu ya," keluhnya.
"Amira, aku harus profesional dalam bekerja. Kamu tolong mengerti ya, tidak lama, proyek akan segera berakhir dalam dua bulan mendatang," jelas Dion.
"Itu bukan waktu yang singkat!" Amira menampar pipi lelaki itu dengan setengah tenaganya.
"Kamu harus antar aku sampai ke bandara nanti."
"Iya, deh."