Malam hari.
Setelah selesai acara pemakaman yang cukup menguras air mata Amira, mereka pun sampai ke rumah. Anxel berpura-pura untuk beristirahat bersama dengan sang istri.
"Tumben sekali kita tidur lebih awal, apa kamu tidak ingin menonton televisi terlebih dulu?" tanya Amira ketika separuh tubuhnya sudah tertutup dengan selimut.
"Tubuhku terasa sangat lelah ketimbang biasanya, mungkin karena seharian aku belum istirahat," jawab Anxel beralasan.
Amira mencoba memahami, dan melingkarkan lengannya di atas perut lelaki itu.
"Kalau begitu tidurlah, sebelum kamu bangun besok, hidangan lezat sudah ada di atas meja spesial buatanku," lirih Amira.
Satu jam kemudian.
Lelaki itu malah terikut lelap dalam tidur.
"Astaga, sudah pukul berapa ini." Jam dinding di kamarnya rusak, hanya ada jam tangan yang lupa dilepaskan oleh lelaki itu.
