"Tidak ada kunci yang bisa membukanya, sekarang kita tidak bisa masuk ke sana," keluh Amira.
Tinggal selangkah lagi harusnya, tapi tangga itu tersembunyi di balik sebuah pintu yang dikunci, dan terlihat sudah sangat lama.
"Dari keadaannya, pasti ruangan ini lama tidak digunakan. Percuma kita bertekad membukanya, tak akan ada apapun yang bisa kita temukan," ucap Anxel memprediksi.
"Astaga!!" Kemunculan Juna secara mendadak membuat keduanya hampir berteriak. Untung lelaki itu segera membungkam mulut Amira.
"Kalian ngapain ada di wilayah aku? Bukannya cari ke sana?"
"Gak ngapa-ngapain, cuma penasaran sama ruangan ini saja. Udah ketemu belum?"
"Tinggal satu kamar lagi, tuh di depan. Ngapain ikutan ke sini, gak membantu sama sekali," omel Juna.
Gara-gara ide Amira, mereka dianggap beban oleh lelaki itu.
"Jadi, dari tadi kalian nyelonong masuk gitu aja? Terus minta maaf setiap salah orang?"
"Mau gimana lagi?" tanya Juna kembali.