"Jangan pikir karena aku menghargaimu sebagai suamiku, lalu kamu bisa seenaknya menginjak harga diriku seperti ini!" geram Luna.
"Aku membesarkan Anxel penuh kasih sayang, bahkan tanpa campur tangan dari kamu. Dari dulu, kamu hanya tahu kerja! Tanpa melihat apakah anak kita sudah bisa merangkak? Berjalan? Kamu apa tahu?"
"Dan sekarang kamu malah menyalahkan aku akan semua ini? Mas, lihatlah dirimu. Anxel bisa bersikap seperti ini, bukan karena salah didikan, aku sangat mengenalnya. Berarti sekarang, masalahnya ada pada dirimu!" Luna menunjuk tepat di dada lelaki itu, hingga membuatnya sedikit mundur.
Amira terduduk, dengan satu tangan memegangi keningnya. Semua ini, membuatnya terasa pusing, dan bahkan perutnya kini sangatlah mual. Wanita itu sudah menahannya sejak tadi, sayang dia tak kuasa, dan berlari menuju kamar mandi.
Anxel meninggalkan area pertengkaran itu, dan memilih mengikuti istrinya.