Seharian Anxel mengelilingi kota, bahkan sampai larut malam. Tepatnya pukul sembilan, lelaki itu duduk di bangku depan rumah mertuanya.
Masih ada Juna dan yang lainnya juga. Mereka beristirahat sejenak, sebelum nantinya akan melanjutkan pencarian Amira.
"Minum dulu, biar gak dehidrasi." Juna menyodorkan segelas air putih dingin untuknya.
"Amira pasti sedang ketakutan, sendirian di sana," gumamnya.
"Anxel, istri kamu pasti ketemu. Aku yakin, dia akan pulang dengan selamat." Juna memilih untuk menyalurkan pikiran positif agar lelaki itu bisa berpikir jernih nantinya.
"Nak, kamu mau ke mana?" Mertuanya memegang bahu Anxel.
"Anxel gak bisa terus berdiam diri seperti ini."
"Diam dari mananya? Kamu baru saja pulang, bahkan belum istirahat sama sekali," omel Juna.