"Itu artinya kita tidak bisa meminta baik-baik dengannya. Kita harus melakukan penyelidikan," ucap Anxel.
"Wanita itu tidak akan keluar dari rumahnya," keluh Amira.
"Kita yang harus buat dia meninggalkannya."
Anxel berbisik di dekat telinga sang istri.
Di ruang bawah tanah.
Diana mengenakan penutup wajah, karena tak mau, Juna mengenalinya. Rupanya lelaki itu sudah sadarkan diri.
"Makan ini, jangan sampai kamu jatuh sakit," suruhnya.
"Siapa kamu! Kenapa mengikkatku seperti ini, di mana Diana!"
"Cepat makan, jangan banyak tanya!"
"Gimana caranya aku bisa makan, tanganku saja diikat." Juna mencoba mencari celah agar dirinya bisa kabur.
Tapi, Diana terlalu takut untuk melepaskan ingatan tangan lelaki itu.
"Biar aku suapi."
Lelaki itu masih berlaku biasa, membuka mulutnya membiarkan makanan masuk untuk dikunyah.
"Aku pengen buang air kecil."
Kalimat itu yang sangat Diana takuti.
"Tolong, aku sudah tak tahan," lirihnya.
"Baiklah, tapi kamu harus cepat."