Wanita yang baru saja Juna dapat di tempat pencarian jodoh, kini langsung diantarkan pulang oleh mereka.
"Nanti malam, jangan lupa ya," ucap Amira sebelum akhirnya dia turun.
"Mau ngapain lagi, sih, Mir?" kesalnya.
"Nyiapin makan malam buat kalian, emangnya salah?"
Juna menghela napas kesal.
Malam harinya.
Amira mendapat sebuah kabar dari sang mama.
"Mama ngapain datang ke sini malam-malam?"
Wanita itu menyodorkan sebuah kertas undangan untuknya.
"Ma, ini beneran? Amira gak nyangka loh, kenapa harus secepat ini, apa Mama gak butuh waktu dulu buat pendekatan dengan Om Wisnu?"
"Sayang, keputusan Mama sudah bulat, ini yang terbaik, dan Mama yakin itu," jawabnya.
Amira tak bisa lagi melarangnya, jika memang mamanya memilih jalan ini.
"Baiklah, Amira hanya bisa mendoakan yang terbaik buat Mama." Mereka lantas bergabung dengan yang lain di ruang tamu.
"Jadi, rencananya tunangan akan dilakukan kapan?"