"Kamu mau jadi calon istriku?"
"Mau, Mas!"
"Yess, akhirnya!!" teriaknya membuat mama Amira terkejut. Ternyata semua ini hanyalah khayalan saja.
"Mas, ada apa? Akhirnya apa?"
Juna yang masih mengawasinya, sampai menepuk jidat, malu dengan kelakuan papanya.
"Udah Mir, gak sanggup aku lihatnya, arahkan ke wajahmu aja," pintanya.
"Aku juga, papa kamu aneh banget, jadi ngerasa serem." Amira menutup pintu kamarnya rapat-rapat.
"Maafin kelakuan papa aku ya, jadi gak enak nih ...." Juna tampak risau.
"Santai aja, kamu gak lembur?"
"Udah selesai tadi, jadi tinggal rebahan. Lyra udah tidur?"
Amira mengarahkan ponselnya ke bayi yang tengah tertidur pulas di sampingnya.
"Cantik banget kalau lagi tidur."
Sebuah notifikasi panggilan tak terjawab, dari Anxel. Membuatnya hendak mengakhiri pembicaraan dengan Juna segera.
"Jun, aku mau ke kamar mandi bentar deh, kayaknya," pamit Amira.
"Aku juga mau istirahat langsung aja, good night, Amira, Lyra," ucapnya.
"Thanks, Jun."