Andin meninggalkan meja makan, tanpa sesuap nasi masuk ke dalam mulutnya. Wanita itu tak akan tahan, berlama-lama dalam satu rumah dengan Amira.
"Harusnya aku yang bikin dia gak betah ada di sini, bukan sebaliknya," kesal Andin.
Amira merasa tak enak hati, karenanya wanita itu merajuk.
"Maaf, aku selalu mengacaukan semuanya," ucap wanita itu.
"Lebih baik sekarang kamu bujuk Andin, ajak dia makan, biar aku masuk ke dalam kamar menjaga Lyra," lanjutnya.
"Ini bukan kesalahan kamu Amira. Harusnya malam ini aku mau ajak kalian berdua, buat kesepakatan."
"Untuk apa?"
"Berapa hari aku tidur dengan kalian, dan mulai dari siapa dulu. Semua itu gak bisa aku putuskan sepihak."
"Aku sih, nurut aja sama kamu, asalkan adil. Aku ke kamar dulu ...."
Amira sudah menyiapkan satu piring makanan, siap untuk diberikan kepada Andin.
Tok, tok, tok!
"Andin, ayo makan." Anxel terdengar tak punya tenaga mengatakan itu.