Anxel berlari, menjatuhkan botol minuman yang baru saja dia beli.
"Amira, ada apa?"
"Aku gak tahu, rasa ini kembali muncul," jawabnya menahan air mata.
"Pasti ada sesuatu yang mengingatkan Amira dengan kejadian tahun lalu," gumam Anxel dalam hati.
"Kamu tenang ya, air yang aku bawa tadi. Astaga, malah jatuh di sana lagi ...." Anxel sudah berjongkok, hendak memungutnya, lelaki itu melihat sebuah tangan sudah meraihnya terlebih dulu. Saat mendongak, sosok Juna hadir di hadapannya.
"Ini milikmu." Juna melemparkan botol minuman itu.
"Terima kasih, kamu mau ngapain ada di sini?"
"Aku mengantarkan seorang ibu di jalan yang butuh bantuan dan tak sengaja bertemu dengan kalian," jawabnya.
"Juna ...."
Tatapan mata Anxel yang begitu dalam, membuat lelaki itu mengangkat satu alisnya.
"Kamu kenapa? Biasanya kalau ketemu saya selalu marah-marah gak jelas, tuduh yang enggak-enggak lagi, kenapa jadi manis gini sikapmu? Kesambet hantu mana?"