Leandra langsung saja berjalan cukup cepat, ia tidak ingin membebani keluar pasien seperti itu terlebih lagi ini temannya sendiri.
Kemudian suami Tasya masuk kembali pada ruangan tersebut.
"Temanmu enggak mau."
"Manalah dia mau, dari dulu kan memang begitu. Kamu masih ingat kan?"
"Itu yang mana ya? Anak yang pintar itu bukan? Saingan kamu kan?"
Suami Tasya ini juga berada di dalam satu sekolah dengan Tasya hanya saja ini kakak seniornya 1 tahun di atas mereka.
"Iya dia pintar dan sainganku, saingan berat."
"Oh iya ingat, pacar Adrian kan dulu."
"Nah itu benar juga."
Jelaslah mereka mengenal Adrian, karena satu sekolah dan Adrian juga berawal dari sekolah yang sama dengan mereka ini.
Kini, Leandra harus kembali ke ruangan praktiknya setelah selesai memeriksa pasiennya keliling ruangan. Hari ini ia tidak memiliki jadwal pemeriksaan rawat jalan karena Leandra akan mengoperasi Tasya siang hari ini.
"Dokter, tadi itu mau kasih ya?"
"Iya."
"Kayaknya isinya banyak deh."