Rigel jadi tidak fokus bekerja lagi. Ia mengusap kasar wajahnya lalu menyandarkan tubuhnya ke kursi yang tengah ia duduki itu.
"Haih," Rigel menghela nafas panjang.
Kepalanya mendongak ke atas dan ia masih terbayang-bayang dengan perkataan Mira. Tetapi, ia juga teringat akan Leandra.
Benaknya bergelut dan bertikai mengenai istri dengan perkataan Mira. Ditambah dengan kelakuan sang Ibu yang terus memaksanya untuk menerima Mira.
"Haih, kapan permasalahan ini seperti ini akan berakhir? Sungguh membuat otak kram."
Rigel ingin melakukan sesuatu supaya bisa melupakan permasalahan hari ini. Tetapi ia juga bingung dirinya hendak melakukan apa.
Tok! Tok! Tok!
"Dokter Rigel, bolehkah saya masuk?"
Tiba-tiba saja ada yang mengetuk pintu ruangan Rigel. Ternyata itu adalah Yunmi. Rigel tidak tahu kenapa Yunmi tiba-tiba mencari dirinya.
"Masuk saja, Yunmi!"
Setelah sudah mendapat izin dari Rigel, Yunmi membuka pintu itu kemudian masuk ke dalam ruangan Rigel.