Leandra jelas kaget sekali hingga matanya membelalak. Pasalnya saat itu ruangan kosong dan ia merasa hanya seorang diri di sana.
"Jangan teriak, ini aku," suara laki-laki ini berhasil menenangkan Leandra. Untuk memastikannya Leandra melirik dahulu.
Orang itu Rigel. Siapa lagi yang berani seperti itu paa Leandra selain Rigel.
Setidaknya Leanda lebih tenang mengetahui itu Rigel. Beruntung saja ia tidak berteriak keras tadi.
"Kamu ngapain coba?"
"Tetaplah seperti ini sebentar," ucap Rigel seraya memejamkan matanya dan masih memeluk tubuh Leandra dari belakang.
"Kamu kenapa?"
"Enggak apa-apa."
"Nanti ada orang lain loh, Rigel."
"Enggak ada, aku kunci pintunya."
Leandra hanya menggelengkan kepalanya saja. Ia tidak tahu kenapa Rigel seperti itu di rumah sakit pula.
"Gimana aku bisa kan jawabnya tadi?" tanya Leandra dengan tersenyum percaya diri.
"Anak pintar," ucap Rigel seraya tersenyum.