Leandra menganggukkan kepalanya.
"Kamu kenapa nangis?"
"Siapa yang nangis?"
Leandra sedikit tertawa, padahal jelas sekali jika Rigel yang dilihatnya saat ini usai menangis sembari memegangi jemari Leandra.
"Aku nggak apa-apa, Rigel."
"Maaf," satu kata yang Rigel ucapkan.
"Untuk apa?"
"Maaf, karena Ibuku kamu harus dirawat seperti ini. Aku benar-benar tidak paham juga dengan Ibuku yang sekarang."
"Iya, Rigel. Sudahlah, aku nggak apa kok."
"Pasti rasanya sakit sekali."
Leandra merasa aneh jika Leandra seperti ini, ia jarang melihat Rigel menangis, apalagi tatapan yang seperti saat ini sangat jarang sekali dilihatnya.
"Aku lapar," jawab Leandra sengaja tidak membuat keadaan semakin menyedihkan.
"Ini ada makan malammu," Rigel menaikkan bangsal Leandra agar ia dalam posisi yang terduduk.
Rigel mengambil makanan Leandra lalu ia bersiap menyuapinya.
"Aku saja, jangan disuapin. Bisa kok."
"Kamu sakit biar aku saja."
"Gimana kata Dokternya tadi?"