Leandra melihat ponselnya di dekat kakinya. Segera ia tutup rapat-rapat dengan kakinya. Ia menginjak perlahan ponselnya agar tidak ketahuan oleh Adrian.
"Kamu mau bermain di mana, sayang?"
"Main apa! Kau mau bermain di taman kanak-kanak sana!"
"Kau? Kamu manggil aku kau?"
"Dari pada aku panggil laki-laki berengsek!"
"Lebih baik aku mainkan saja fantasiku di sini," Adrian memarkirkan mobil ke pinggir jalan. Ia sudah tertawa menyeringai pada Leandra yang kini ketakutan.
"Kamu mau ngapain hah? Astaga tolong!!" Leandra sekuat tenaganya memberontak dan meminta pertolongan.
Plak!
Adrian menampar pipi Leandra hingga merah yang berbekas.
"Gila ya kamu!"
"Aku sudah bilang padamu, jangan melawan! Kalau kamu melawan aku akan kasar, ingat itu!"
Adrian memegangi tangan Leandra, ia benar-benar kehilangan akal sehatnya. Ia berusaha ingin memiliki Leandra secara paksa.