"Aku lepas infusnya. Tapi aku pasang lagi, kamu belum pulih, masih harus berada di sini beberapa hari lagi."
"Iya, lalu dipasang di sini lagi?"
"Tangan kanan, ini sudah luka. Takutnya nanti malah sakit."
Kini Rigel beralih pada tangan kanan Leandra. Ia mulai memberikan kain kapas basah di sana.
"Tahan sebentar ya, aku berusaha enggak akan sesakit itu," Rigel mulai memegangi tangan kanan Leandra.
Leandra hanya menganggukkan kepalanya, ia malah enggan juga melihat tangan kanannya. Ia melihat ke arah lain, dan memang benar apa yang dikatakan oleh Rigel, pemasangan infus olehnya berbeda dengan perawat lain yang menanganinya saat itu.
"Sakit?"
Leandra tidak menjawab, ia hanya menggelengkan kepalanya saja.
"Lain kali panggil perawatnya, kaalu begitu kamu bisa membahayakan dirimu sendiri."
"Aku mau coba ke jendela saja, tapi kenapa badanku rasanya sakut semua, bahkan jalan saja susah?"
"Kamu itu habis tertabrak, Lea. Wajar kalau tubuhmu sakit."