Rigel menatap ruang tamu yang dimaksud oleh Leandra tersebut.
"Kenapa denganku?"
"Ya gimana enggak, di situ terjadinya pemaksaan."
Ada tawa yang terdengar spontan dari Rigel, ia merasa kembali pada 2 tahun lebih yang lalu.
"Tetapi aku tidak."
"Waktu itu kacau, tiba-tiba lamaran dan mau menikah, sumpah beruntungnya aku enggak bunuh diri saking depresinya!"
"Lalu sekarang?"
"Ya enggak, biasa saja."
"Syukurlah kalau begitu."
"Sudahlah jadi ke sekolah?"
Rigel menganggukkan kepalanya dan bersiap untuk pergi lagi, saat itu Leandra pergi ke dapur untuk berpamitan pada Bi Rani. Setelahnya, mereka mulai melaju ke SMP yang akan ditujunya.
"Kamu yang bawa?"
"Iya, lenganku baik-baik saja, Lea."
"Ya sudah."
"Sekolahnya dekat SMA mu dulu, atau sebelah mananya?"
"Lebih jauh lagi sebenarnya, setelah melewati SMA masih maju lagi, enggak tahu berapa meter jaraknya enggak pernah menghitung."