Tanpa aba-aba apapun, Rigel langsung memeluk Leandra. Namun, entah mengapa saat itu juga Leandra terisak kembali di dada bidangnya Rigel.
"It's okay, pasti masih berat rasanya, aku paham kok."
Leandra tidak menjawab apapun dan masih terisak.
Perlahan Leandra melepaskan pelukannya namun kedua tangan Rigel menangkup wajah cantik Leandra. Seraya berkata "Kalau enggak bisa tersenyum enggak apa-apa, jangan dipaksakan, semuanya butuh proses. Tidak ada yang instan."
"Maaf," ucap Leandra yang menangis dan memeluk Rigel kembali.
"Kamu enggak salah apa-apa kok."
"Tapi aku selalu ganggu kamu, merepotkan kamu."
Rigel diam dan hanya mendengarkan ocehan Leandra.
"Kok kamu malah diam?"
"Apa lagi? Sudah selesai belum?"
"Ih
apaan sih," ucap Leandra dan memanyunkan bibirnya tersebut.
"Kan sekarang malah marah."
Leandra terlihat sedikit tertawa namun menahannya.
"Aneh saja kalau sama kamu."
"Aneh kenapa?"
"Iya terkadang bisa saja cepat pulih."
"Berarti obat kamu itu aku."