Rigel terdiam.
"Ayok atau apa? Kamu mau ngancam apa hah?"
"Atau aku enggak akan pernah menganggapmu sebagai teman lagi dan karirmu enggak akan baik-baik saja."
Dilla membelalakan matanya "What! Jangan ngaco ngomongin karir deh, sial banget sih deketin kamu dari dulu."
Rigel menyeringai karena senang membuat Dilla marah seperti itu. Setelahnya ia meninggalkan Dilla seorang diri dan pergi ke rumah sakit.
Bruk! Rigel menaruh tasnya ke sofa dan merebahkan badannya di sofa tersebut.
Seperti biasa, di ruangannya sudah berpenghuni oleh Andre.
"Weis ngapa bro?"
"Astaga, bisa enggak kamu di ruanganmu sendiri?"
"Pengin di sini saja, ngapa?"
"Barusan ketemu sama Dilla."
"Hah! Di mana? Kok bisa?"
"Kamu kasih kontakku?"
Andre menggeleng kepalanya dengan cepat. "Dia saja enggak ada tanya apapun denganku, kurasa dapat dari orang lain."
Rigel menghela napasnnya, padahal baru saja ia akan memulia bekerja tetapi sudah ada masalah kembali.