[Aku sudah di rumah kok.]
Tak ada jawaban apapun dari Rigel namun pesan tersebut sudah dibaca.
"Memang susah kalau manusia yang sebelas dua belas sama kulkas."
Kring!!
Ponselnya berdering kembali.
"Iya ada apa ya a'?" tanya Leandra ramah karena yang meneleponnya itu adalah Rahman.
["Gimana keadaan kamu?"]
"Baik kok."
["Maaf ya pertama kamu jadi panitia malah seperti itu."]
"Santai saja a', enggak apa-apa kok."
["Lagi ngapain?"]
Pertanyaan itu membuat kening Leandra berkerut karena rasa itu tidak nyaman baginya.
"Enggak ada, habis beres-beres saja."
["Jangan kecapekan, kamu kan habis ada luka."]
"Yaelah santai saja a' soalnya sudah biasa kok."
["Oh ya kamu tinggal sendiri di rumah kemarin?"]
Deg!
Leandra masih terdiam tak menjawab pertanyaan itu, entah harus dijawab bagaimana. Akhirnya Leandra memutar otaknya.
"Oh enggak kok, ada orang lain."
["Apa lain waktu boleh ke sana?"]
"Hah mau ngapain?" seru Leandra.
["Mau main saja."]
