"Thank you ya, Nes. Maaf banget nih jadi lecek begini, tapi udah aku bersihin kok bagian yang kotor-kotor."
"Santai aja kali, Na," jawab Ines ramah. "Masih bagus begini kok, sampai rumah paling juga aku gantung di lemari. Yaudah kalo gitu aku duluan ya, Na. Takutnya Disha keburu balik."
Ines Alve berlalu setelah mendapat persetujuan Kanna. Ia menyusuri koridor dengan menenteng paper bag yang isinya kostum karakter animasi. Ia memandangi jam tangannya, sebentar lagi Disha pulang. Dan ia telah ada janji untuk membicarakan hal penting pada sang asisten.
"Hei!" itu celetukan dari Juan.
Raut wajah Ines seketika tak enak dipandang. Kenapa? Kenapa harus ketemu dia lagi? Kenapa Juan lagi, sih?! Ia betul-betul tak siap mendengarkan ocehan maut dari Juan. Apalagi di hari sebelumnya Ines diajak melambung melalui kata-kata dengan kandungan sakarin tinggi dari pria itu.