Tak henti-hentinya Saga mengumpat dalam hati sedari Ines menceritakan sosok Reinal padanya. Air mukanya memerah bak habis disulut bara api. Otot lehernya mengencang, rahang kokohnya makin terlihat kekar, kepalan tangannya pun makin mengerat. Padahal si wanita hanya bercerita santai sambil menatap jauh ke hamparan tanaman di depannya. Namun malah Saga yang belingsatan bak cacing kepanasan.
Ia merasa dibodohi kemarin-kemarin. Ines main kucing-kucingan dengan Reinal di belakangnya. Egois memang. Ia sendiri peluk-pelukan dengan Clara di Bandung, sementara Ines yang menghabiskan waktu valentine dengan Reinal, ia marah bukan main.
Tapi kali ini Saga berhasil mengontrol emosinya sejenak meski hampir terucap kata-kata tak terima dari mulutnya. Saga mampu meredam itu semua. Hal yang patut diapresiasi bagi orang terdekatnya.