Di sebuah taman yang indah, terlihat seorang gadis sedang terbaring di atas hamparan rumput yang menghijau dengan bunga sakura yang berguguran jatuh menampakkan keindahan di sekitarnya.
Angin yang bertiup pelan membuatkan udaranya bertambah dingin membuatkan gadis yang sedang terbaring itu mullai terusik. Ia mengerakkan tubuhnya ketika merasakan kedinginan menyapa seluruh anggota tubuhnya.
Gadis itu membuka matanya pelan, ia langsung bangun dari pembaringan. Matanya melihat di sekitar yang terasa begitu asing baginya. Shim Hye Mi, keberadaanya di sini bagaikan mimpi di alam nyata.
"Aku ada di mana?" gumam Hye Mi pelan, ia masih lagi menatap pemandangan yang sangat indah baginya. Dia hanya tahu dia berada di sebuah taman, taman yang membuatkan matanya berbinar menatap sekeliling taman yang terlihat begitu indah dengan pohon sakura dengan bunga yang bertaburan di rumput yang terhampar hijau nan indah.
Hye Mi melangkah pelan melihat sekitar taman, hening dan sunyi ia rasakan saat ini. Ia mendekat ke arah kursi yang berwarna putih lalu ia duduk di atasnya, sembari matanya tidak lepas melihat sekeliling yang sangat indah, meskipun ia binggung dimanakah ia berada ketika ini?
"Hye Mi ya..."
Terdengar suara yang tidak asing lagi kedengaran di telinganya, Hye Mi berbalik mencari suara yang ia sangat kenali di belakangnya. Seketika ia tertegun ketika melihat seseorang yang ia sangat rindukan selama ini.
"Oppa..." panggil Hye Mi, ia lansung berlari ke arah pria itu mengahamburkan tubuhnya ke dalam ke dalam dakapan hangat yang ia selalu rindukan.
Min Ho membalasnya juga tak kalah erat, sebelah tanganya mengelus punggung Hye Mi pelan, membuatkan pemiliknya merasa sangat nyaman.
Lelaki itu adalah Joo Min Ho, kakak sekaligus orang yang paling Hye Mi cintai lebih dari sebatas saudara angkat.
"Oppa, aku sangat merindukanmu. Sungguh!" ucap Hye Mi, ia menghamburkan tangisnya dengan wajahnya ditengelamkan pada dada kekar milik Min Ho, tanganya yang melingkari pinggang Min Ho dieratkan lagi. Seolah tidak mahu lepas dari dakapan hangat yang menjadi obat untuk membuatkanya selalu tenang.
"Aku juga merindukanmu, Hye Mi ya." balas Min Ho, pelukannya terhadap Hye Mi dilepaskan sedikit, perlahan tanganya menghapus airmata Hye Mi yang mengalir laju di pipinya. Puncak kepala Hye Mi dicium beberapa kali melampiaskan rindu yang selama ini dia tahan.
"Kamu kemana selama ini Oppa? mengapa kamu tinggalkan aku sendiri. Aku mahu kamu sentiasa ada di sisi aku, tolong jangan tinggalkan aku lagi Oppa." Hye Mi kembali memeluk Min Ho erat.
"Maafkan aku sayang, aku tidak bisa ada di samping kamu lagi. Aku harus pergi jauh dari sini Hye Mi ya," balas Min Ho tanganya mengusap punggung Hye Mi perlahan.
Hye Mi melepaskan pelukannya dari Min Ho, dia menatap Min Ho binggung. Binggung dengan kata-kata yang diucap Min Ho sebentar tadi.
"Apa maksud kamu oppa? tidak cukup kamu sudah tinggalkan aku cukup lama. Sekarang kamu mahu ninggalin aku lagi. Ngak! Oppa ngak bisa pergi lagi dari aku." Hye Mi memeluk tangan Min Ho menghalangnya dari pergi lagi.
"Hye mi ya, dengarkan aku sayang." Tangan Hye Mi yang memeluk erat lenganya dilepaskan perlahan, lalu tubuh Hye Mi dibalikkan menghadapnya. Kedua belah tanganya memegang wajah Hye Mi, mata mereka bertatapan seolah tatapan rindu yang menyiksa antara keduanya.
"Aku ngak bisa temenin kamu seperti dulu lagi. Aku hanya bisa melihat kamu dari jauh, tapi percayalah aku akan selalu ada buat kamu di sini." Jari Min Ho ditujukkan ke arah hati Hye Mi.
Hye Mi kembali binggung dengan kata-kata yang diucap oleh Min Ho.
"Tidak! aku tidak mahu pisah dari Oppa lagi." Hye Mi mengengam tangan Min Ho erat, airmatanya mengalir lagi buat kesekian kalinya.
"Maafkan aku sayang. Aku harus pergi." Min Ho mengecup kening Hye Mi singkat, lalu perlahan gengaman tangan mereka terlepas.
"Oppa! jangan pergi Oppa!" Teriak Hye Mi, ingin mengejar tapi kakinya seolah terkunci ia tidak bisa bergerak. Hanya bisa melihat Min Ho pergi semakin jauh darinya.
Hye Mi menghamburkan tangisnya dengan keras, ia jatuh terduduk. Ia memegang dadanya yang terasa sesak ketika melihat Min Ho menghilang dari pandanganya.