Naraya memandang Sakha. Perempuan itu menatap pria di depannya dengan tatapan harap-harap cemas. Dia cemas, bukan lagi karena permasalahan di masa depan. Dia... tidak takut akan hal itu lagi karena dia sudah yakin kepada Sakha. Sakha akan bersamanya, akan bersama Naraya dan membesarkan anak mereka dengan penuh kasih sayang meski belum begitu mengetahui apa yang mereka rasakan masing-masing. Naraya... yakin kepada Sakha.
Dan kini yang menjadi permasalahan adalah... Sakha tengah berusaha menghubungi orang-orang di rumah mengenai kabar bahagia ini. Sakha bingung harus berkata seperti apa. Ditambah lagi Renjana menelponnya tiap menit dan mengiriminya puluhan pesan. Pria itu bingung bagaimana harus menyampaikan berita baik ini.
"Ya tinggal telpon aja atuh, Mas. Masa itu doang bingung, sih?" Naraya mulai geram dengan tingkah Sakha yang terlihat maju mundur menekan kontak Renjana.
Sakha menatap Naraya kesal. "Ini nggak semudah membalikkan telapak tangan."