Sakha tidak tahu kenapa dia berada di antara Naraya dan Raka. Pria itu mengembuskan napas dongkol. Dia dongkol karena Naraya bisa tertawa begitu lebarnya dengan Raka, sementara dengan dirinya, Naraya hanya bisa marah-marah.
Dan... Sakha semakin dongkol melihat Renjana yang memancarkan binar-binar kebahagiaan. Cih, padahal dulu saja dia sangat terobsesi kepada Sakha, bisa-bisanya secepat kilat dia berubah haluan. Mentang Raka itu tampan. Memang sih, Raka itu tampan. Sakha akui itu, tapi Sakha juga tidak kalah tampan tahu!
Eh, tapi ini bukan berarti kalau Sakha senang dimana saat-saat Renjana mengejar-ngejar dirinya! Sakha tidak senang akan hal itu, tapi hanya heran kenapa bisa-bisanya Renjana berpaling hati begitu cepat meskipun sebagian besar hatinya tenang karena Renjana sudah tidak menaruh perasaan kepadanya.
"Mas gimana kerjaannya?"