"Kalau aku, aku gimana?"
Sakha menegak kasar salivanya. Ini... serius Naraya? Benar Naraya yang dia kenal? Kenapa perempuan ini sangat agresif sekarang? Sial, jantungnya berdegup begitu kencang dan brutal. Sakha sampai takut kalau Naraya bisa mendengar suara degup jantungnya yang menggila.
"Hm? Kalau aku?"
Lagi, Sakha lagi-lagi menegak kasar salivanya. Gila, ini gila. Bagaimana Naraya bisa bertingkah seagresif ini di taman bermain dan masih ada banyak anak yang bermain? Sakha takut. Dia takut bahwa dia akan kehilangan kewarasannya dan mulai melumat bibir merah itu.
Ah, sial. Otaknya mulai berpikir gila.
"K-kamu..." Duh, Sakha harus menjawab apa? "Kamu, baik. Kamu..."
"Aku?"
"Naraya, kenapa kamu jadi gini?"