Makan siang sudah usai. Naraya bangkit dari kursinya dan mengumpulkan piring-piring kotor kemudian berjalan menuju wastafel untuk mencuci piring. Untuk urusan mencuci piring maupun benda-benda rapuh seperti piring yang terbuat dari kaca atau hiasan keramik, Naraya lebih memilih untuk membersihkannya sendiri ketimbang menyuruh sepasang kakak adik itu. Karena dia tahu bahwa kedua orang di belakangnya ini sama sekali tidak bisa dipercaya. Bisa-bisa kalau Naraya menyerahkan tugas cuci piring ini, yang ada piringnya habis karena dipecahkan oleh kedua manusia yang masih duduk di bangku meja makan itu.
Suara air mengalir terdengar. Dengan gerakan cukup kuat, Naraya menggosok piring agar bersih dan terbebas dari noda.
"Kak."
Naraya melirik sesaat Renjana yang menopang dagu memperhatikan dirinya serta Sakha bergantian. "Kenapa?" tanya dua orang itu serempak.
"Kalian kayaknya nggak pernah nge-date semenjak aku di sini. Atau emang nggak pernah?"