Di bawah langit malam yang tak dihiasi satu bintang pun itu, berjejerlah tiga manusia yang tampak begitu kelelahan. Ketiga orang itu berbaring di atas rerumputan dengan dada naik turun.
Suara napas berat itu seolah-olah berlomba-lomba. Siapa yang paling cepat, siapa yang paling berat. Air keringat yang keluar dari pori-pori bercucuran, membasahi pakaian dan membuat anak-anak rambut menempel di dahi dan leher. Angin malam yang berhembus pelan menyejukkan tubuh yang panas, dan ketiganya berharap agar angin berhembus lebih kencang, mengusir kegerahan yang mereka rasakan.
Naraya menatap langit-langit yang sama sekali tidak ada bintang. Dada perempuan itu naik turun. Matanya sayu, sirat akan kelelahan, keningnya samar-samar terlihat kerutan. Dia kesal sekali!