"Kamu mau narik aku sejauh apa?" Naraya akhirnya memberanikan diri untuk bertanya. Dia tidak sanggup untuk berjalan lebih jauh lagi. Bisa saja ini akibat janin yang ada di dalam perutnya yang membuat tubuh Naraya tidak kuat berjalan lebih jauh lagi. Atau mungkin juga Naraya yang ingin menyelesaikan masalah ini secepat mungkin walau sebenarnya dia masih ingin menundanya.
Sakha seolah tersadar ketika Naraya berkata begitu. Pria itu langsung melepaskan genggamannya pada pergelangan tangan Naraya. Dia lalu melirik ke sekitar, kemana dia membawa Naraya pergi? Sakha bahkan sudah tidak ingat lagi jalan kembali ke tempat tadi.
"Mas... aku..."
Kerisauan Sakha mengenai tak tahu jalan pulang itu langsung lenyap begitu mendengar suara Naraya yang terdengar bergetar.
Sakha mengembuskan napas panjang. Dia melirik ke seluruh toko yang ada, dan matanya tertuju pada sebuah kedai mi. "Kita ke sana buat bicara."
Naraya mengangguk dan mengikuti langkah Sakha dengan pelan.
