Raka memang awalnya tidak menganggap Renjana itu benar-benar ada atau mengganggu. Awalnya Raka hanya ingin membiarkan perempuan itu, tapi rasanya sulit untuk tidak mengganggu perempuan itu terlebih lagi ekspresinya yang lucu tiap kali berbicara dengan Raka.
Raka ingin mengabaikan perempuan itu, tapi rasa-rasanya tidak bisa. Dia rasanya ingin terus mengganggu Renjana. Terlebih terkadang Renjana mengingatkan Raka pada malam itu, malam yang mereka lalui bersama. Menyebalkan memang, kenapa Raka harus mengingat malam itu?
Tiap kali Renjana terluka, Raka merasa dia bertanggung jawab dan harus merawat luka perempuan itu. Dia khawatir tentu saja. Dan rasa khawatir yang ia rasakan ini jelas manusiawi bukan? Justru aneh kalau Raka tidak menolong Renjana padahal perempuan itu sedang kesakitan.
Dan tanpa sadar, Raka terus merawat perempuan itu. Lebih tepatnya dia keenakan merawat Renjana. Dan kemudian, tanpa sadar juga Raka terus mengawasi perempuan itu.
