Renjana mengintip dari balik dinding. Dia penasaran apa yang tengah dibicarakan oleh Raka dan Naraya dengan wajah yang super serius seperti itu.
Dia juga mendengar namanya disebut-sebut tadi. Ada apa? Mengapa namanya disebut-sebut? Apakah ada sesuatu yang salah dengannya?
Renjana menghela napas panjang. Sudahlah, toh, dia tidak begitu penting. Renjana hanyalah seonggok debu di sini. Dia adalah anak kecil yang terjebak di tubuh orang dewasa yang tidak boleh mengetahui apa-apa saja masalah yang ada di dunia ini.
Renjana mengedikkan bahunya tak peduli. Perempuan itu kembali memasuki kamarnya setelah melihat Raka dan Naraya sudah selesai berbicara.
"Ya, aku ini kan cuma anak kecil. Udahlah, aku mau tiduran aja." Renjana merebahkan tubuhnya di atas kasur yang sudah lumayan lapuk.
Perempuan itu menatap langit-langit kamarnya dengan bantal yang ia peluk dengan erat. Lagi-lagi dia memikirkan Raka. Kenapa, ya? Sangat sulit rasanya mengenyahkan Raka dari pikiran?
***
