Fauzan melajukan motornya seperti ia sedang kalap. Meskipun jaraknya sangat dekat, tapi ia mengendarai motornya dengan sangat kencang. Ia tida peduli apa atau siapapun lagi. Saat ini, pikirannya hanyalah satu, ingin bertemu Nadia.
Seharusnya jika menggunakan motor, jarak antara kos Nadia yang baru dengan taman kota di dekat kos Nadia yang lama, berkisar sekitar satu menit. Tapi, Fauzan bisa memangkasnya menjadi setengah menit saja. Bahkan tidak ada.
Setelah Fauzan sampai di taman kota, ia melihat suasana taman kota tampak lain. Fauzan sedikit heran. Biasanya ramai, tapi kali ini sepi. Bahkan bisa dibilang hanya dirinya yang baru saja datang dengan motornya.
Fauzan kemudian memarkir motornya. Setelah sudah pas, baru ia mematikan mesin motornya. Kemudian, Fauzan yang melepas helmnya, menaruh helmnya di atas motornya. Barulah ia turun dari motornya.