Nadia berjalan menaiki tangga setelah ia menutup pintu kosnya. Di sana, ia menaiki tangga, tapi rasanya seperti sedang berjalan di atas awan. Rasanya sangat melayang-layang.
Jadi, Nadia berpikir ternyata seperti inilah rasanya bahagia yang sesungguhnya itu? Nadia terhenti sejenak di tengah-tengah tangga. Ia tidak bisa merasakan kakinya lagi. Ia harus berhenti.
Yang Nadia rasakan saat ini adalah, ia benar-benar merasa ada yang meletup-letup di dalam hatinya. Sesuatu yang sangat tidak biasa. Sesuatu yang membuatnya terus membayangkannya. Ia bahkan terlalu lemas untuk hanya berjalan.
Nadia lalu melihat ke arah jarinya. Ada sebuah cincin melingkar yang terpagut di hari manisnya. Nadia lalu mengusap cincin itu dengan lembutnya.
"Apa, yang baru saja kamu katakan?"
"Nadia. Aku kan tidak perlu mengatakannya dua kali? Aku yakin kalau kamu sudah jelas mendengarkan permintaanku. Tapi, jika kamu memaksa dan tetap ingin mendengarkan ku, aku akan mengatakannya lagi," kata Fauzan.