Fauzan memandangi layar komputernya dengan senyum-senyum sendiri. Setelah melihat waktu di layar komputernya, ia pastikan jika dia sudah menyelesaikan semua pekerjaannya. Setelah itu, barulah dia membuka sesuatu setelah mengirim laporan pekerjaannya.
Sekitar lima belas menit yang lalu, dia memang sudah selesai. Saat ini, ia bersantai dan menunggu panggilan dari Nadia. Dia sedang menyusun sebuah rencana. Rencana yang mendadak membuatnya kepikiran beberapa Minggu malam yang lalu.
Soal ide cemerlang yang juga mendadak muncul di kepalanya. Ide tentang hubungannya berdua dengan Nadia. Soal pernikahan yang mereka bicarakan tadi malam melalui panggilan telepon.
"Zan?"
Tiba-tiba, saja fokus Fauzan terpecah oleh sebuah panggilan. Fauzan yang tadinya sedang melihat layar komputernya, menjadi terhenyak. Ia melihat ke arah pintu masuk ruangannya dan melihat seorang perempuan berdiri di ambang pintunya.
"Sherly?" Fauzan menyapa perempuan itu. "Ada apa?" tanya Fauzan lagi.