Fauzan yang masih ada di depan kos Nadia itu, berdiri teebujur kaku. Dia masih menempelkan ponsel di telinganya. Begitu mendengar ungkapan yang sangat tidak pernah ia sangat seeblumnya, membuatnya merasa bingung dan linglung. Tentu saja perasaan selain marah yang dirasakannya.
Baru sekitar satu menit yang lalu, Fauzan harus menerima kenyataan bahwa Erick melakukan sebuah pengakuan padanya. Erick berkta bahwa dia menyukai Nadia. Bahkan, perasan Erick sudah lumayan lama pada Nadia.
Fauzan tidak pernah mengalahkan sebuah perasaan. Apa lagi perasaan temannya. Yang sangat tidak terima bagi Fauzan adalah, bahwa Erick berkata padanya kalau dia ingin mengambil Nadia darinya.
Fauzan benar-benar tidak menyangka jika Erick bisa mengatakan hal seperti itu. Mengambil Nadia, sama saja dengan mencuri Nadia dari Fauzan.
Mensnehar hal itu, Fauzan segera naik pitam. Baru saja, kata-kata yang tidak pantas, terlontar dari salah satu temannya. Membuat Fauzan ingin melakukan hal buruk padanya.