Nadia masih berdiri dengan menundukkan kepalanya melihat ke arah sepatunya. Ia baru saja berbicara dengan Erick. Erick yang tadi menawarinya dengan menggunakan motornya, sudah pergi lagi.
Sekarang, Nadia mengangkat kepalanya perlahan. Ia melihat motor Erick yang sudah melaju kencang pulang ke kosnya. Nadia menjadi sedikit bingung karenanya. Seharusnya enak jika dirinya pulang bersama Erick itu.
Nadia mendengus kesal. Ia menahan geramnya. Ia segera mengambil kembali ponsel yang ada di dalam tasnya. Mencoba kembali menghubungi Fauzan.
Nadia melihat layar kursor ponselnya. Kemudian, ia mengusap-usap layarnya. Sampai saat itu, ia segera menemukan profil Fauzan. Tidak menunggu waktu lama, Nadia segera mengusap layar ponselnya untuk menghubungi Fauzan.