Fauzan dan Nadia duduk-duduk di bangku panjang di sebuah taman kota. Setelah Fauzan bekerja, Fauzan memang sudah sangat jarang melatih junior judoka untuk berlatih. Lagi pula, dia juga sudah memasrahkan pada Dicky untuk melatih mereka semua. Meskipun, Dicky merasa tidak sepintar Fauzan, tapi paling tidak Dicky tahu semua dasar-dasarnya.
Fauzan dan Nadia menikmati jasa dingin yang sejuk di taman kota itu. Mereka sedang menikmati semilirnya angin malam. Rasanya sangat sejuk sekali.
Nadia dari tadi tersenyum-senyum sendiri. Fauzan lalu melihat ke arahnya. Ia memicingkan matanya ke arah Nadia.
"Aktingmu benar-benar bagus, ya?" ujar Fauzan yang masih memicingkan matanya pada Nadia.
Nadia juga menoleh ke arah Fauzan. Ia lalu terkekeh pelan. Sambil menutupi mulutnya dengan salah satu tangannya.
"Hehe... Maafkan aku," kata Nadia masih dengan terkekeh.
"Aku benar-benar berpikir kalau kamu marah tadi," kata Fauzan lagi.