Nadia rebahan di atas kasur di dalam kamarnya. Dari tadi, ia mendengar getaran dari ponselnya. Saat melihat ponselnya, isinya memang hanya ada nama Fauzan.
Entah itu panggilan atau pesan. Semuanya dari Fauzan. Nadia masih enggan untuk menjawabnya. Ia masih malas. Dari tadi, lampunya mati dan ia hanya ingin tidur.
Mata Nadia terpejam, tapi ia tidak bisa tidur. Ia benar-benar masih ingin menenangkan diri saja. Jika nanti ia berbicara dengan Fauzan, pasti ia akan bertengkar dengan Fauzan. Nadia ingin menghindari itu semua.
Nadia melihat ke arah jam dinding. Dilihatnya, jam dinding sudah pukul sepuluh lebih. Kenapa Fauzan tidak menyerah menghubunginya dan tidur saja? Bukankah, mungkin sekarang ini, Fauzan sudah pulang ke rumahnya?
Saat sudah lelah seperti ini, kenapa Fauzan tidak istirahat saja? Bukankah, Fauzan pasti lelah setelah mengajari judoka juniornya? Bahkan, Mika sudah tidur dari tadi, setelah diantar oleh Dicky.