Nadia terus menatap ponsel yang terus berdering di dalam kamarnya. Dari tadi, sekitar enam puluh menit yang lalu, ponsel Nadia terus saja berdering. Nadia tahu, itu adalah panggilan dari Fauzan. Tapi, ia sama sekali berniat untuk mengangkatnya sama sekali.
Sesekali ketika ponselnya mati, Nadia melihat sudah ada berapa panggilan yang tertulis di dalam layar. Dilihatnya, sudah terdapat hampir dua puluh panggilan. Nadia masih hanya terdiam.
Mungkin Fauzan ingin membicarakan soal dirinya yang hanya diam tadi? Fauzan pasti merasa tidak nyaman dengan sikapnya yang biasa saja. Bagi Nadia sendiri sebenarnya ia tidak tahu kenapa ia harus melakukan hal itu.
Sejarahnya, saat ini jika Nadia ingin marah, ia diperbolehkan marah kapan saja. Jika ia sedang meledak-ledak, tentu juga diperbolehkan kapan saja. Hanya saja, Nadia tidak memilih keduanya.
Atau mungkin, saat ini Fauzan ingin mengabarkan kalau dia lolos dalam hasil interview kemarin? Sudahlah. Sudah tidak ada artinya juga.