"Jakarta?" ulang Nadia pada kalimat Fauzan baru saja. Nadia mengatakannya dengan penuh keraguan.
"Iya," jawab Fauzan mengkonfirmasi. Nada Fauzan masih sama. Seolah terdengar sangat bersemangat. Nadia bisa membayangkan wajah Fauzan yang sumringah ketika mengatakannya.
"Aku tidak tahu di awalnya. Saat aku tadi baru pulang latihan, aku sama sekali tidak melihat ponselku. Dan saat baru saja aku melihatnya ini, ada email masuk. Memberitahu soal aku diterima di sebuah perusahaan," kata Fauzan. Nadia bisa membayangkan betapa bahagianya Fauzan ketika bercerita itu.
"Kapan kamu mengirim email melamar pekerjaan itu?" tanya Nadia yang masih bertanya tanpa ekspresi itu.
"Aku pikir baru kemarin," jawab Fauzan. Nadia terhenti sejenak. Ia masih memberi jeda pada pikiran dan hatinya.
"Kenapa kamu tidak memberitahuku dulu?" tanya Nadia pada Fauzan.
"Nadia. Bukankah selama ini kamu sudah tahu tujuan kita setelah lulus, kita akan sama-sama saling mencari kerja?" tanya Fauzan pada Nadia.