Nadia yang tadinya menyipitkan kedua matanya, kini membukanya dengan lebar-lebar. Dirinya yang sedang tidak dalam keadaan yang fit dan masih berantakan itu, menjadi semakin kacau dengan terkejutnya kabar bawah Fauzan ada di depan kosnya. Mika yang mengatakannya.
"Apa?!" tanya Nadia yang menjadi tidak mengantuk tiba-tiba.
"Itu, Fauzan di depan kos kita," kata Mika dengan menunjuk ke arah luar.
"Kamu yang benat?!" Nadia seolah tidak percaya. Masih berkali-kali memastikan untuk menanyainya.
"Kalau aku tidak benar, kenapa aku harus mengetuk pintu kamarmu Seperi ini?" kata Mika lagi. Nadia yang linglung, menjadi semakin linglung. Ia mendadak menjadi bingung dan tidak tahu bagaimana harus bersikap?
"Kenapa dia tidak menghubungiku?" tanya Nadia pada Mika yang masih sedikit bingung.
"Tadi, aku mencoba menelfonmu tapi ponselmu tidak aktif. Begitu juga yang dikatakan Fauzan saat berkata padaku. Fauzan tadi menelfonku dan memberikan alasan yang sama," jelas Mika.