"Apa kamu sudah sampai rumah?" tanya Nadia pada Fauzan melalui ponsel yang menempel di telinganya.
"Sudah. Baru saja," jawab Fauzan dari seberang sana.
"Syukurlah. Apa tidak macet?" tanya Nadia lagi.
"Sedikit," kata Fauzan lagi.
"Terima kasih, sudah mengantarku dan menemaniku tadi," kata Nadia.
"Sama-sama," kata Fauzan. "Sudah tugasku menjadi pacarmu," lanjut Fauzan lagi. Nadia tertawa mendengarnya. Dia juga tidak memberi balasan pada Fauzan.
"Selamat, ya. Tadi presentasimu berhasil sukses," kata Fauzan.
"Sukses apanya? Kamu jangan teelkau melebih-lebihkan begitu," kata Nadia.
"Lihatlah tadi. Bukankah, tadi dosenmu sendiri yang mengatakan kalau analismu bagus?" ujar Fauzan.
"Tapi, tadi kan revisiku juga banyak," ungkap Nadia.
"Sekarang, satu langkah sudah terlewati," ujar Fauzan. "Jadi, ke depannya kamu bisa segera melakukan revisinya dan segera mengajukan seminar hasil, dan kita bisa segera lulus," kata Fauzan pada Nadia dengan nada senang.