Nadia merapatkan bibirnya mendengar ungkapan Fauzan itu. Ia bergeming dan masih menatap Fauzan. Nadia hanya terus memandangi Fauzan. Fauzan justru balik memandangnya dengan merasa aneh.
"Ada apa kamu melihatku seperti itu? Bukankah aku benar mengatakannya padamu?" tanya Fauzan.
"Aku merasa... tersindir," kata Nadia.
"Tersindir?" Fauzan mengulang satu kata dari Nadia.
"Kamu yang sekarang sudah melakukan banyak prestasi, sudah mengembangkan bakat jauh lebih baik, saat ini sedang menyuruhku untuk mengerjakan skripsiku. Tentu saja, aku merasa sangat kecil di depanmu," jelas Nadia. Fauzan justru tersenyum mendengar celoteh Nadia itu.
"Maaf, jika itu membuatmu merasa kecil. Tapi, kamu pasti tahu maksudku bukan? Aku ingin kamu juga segera lulus," tutur Fauzan. Nadia lalu menundukkan pandangannya mendengar Fauzan. Sekian detik kemudian, ia segera mengangkat kepalanya kembali dan menengok ke arah Fauzan.
"Memangnya, skripsimu sendiri sudah selesai?" tanya Nadia.