"Apa?!" seru Nadia bertanya pada Fauzan melalui ponsel yang menempel di telinga Fauzan tersebut. Fauzan sampai sedikit menjauhkan ponselnya dari telinganya.
"Kenapa kamu ini? Kenapa bedanya dengan begitu keras? Aku tidak tuli. Aku bisa mendengarmu dengan jelas," jawab Fauzan lagi.
"Maaf. Tadi, aku hanya refleks saja," jawab Nadia pada Fauzan.
"Jadi, pak Gunawan tahu ayahmu?" tanya Nadia lagi.
"Iya. Dan kata beliau. Kapan-kapan beliau ingin main ke rumahku untuk berkunjung dan menemui ayah," jawab Fauzan lagi.
"Wah." Nadia seolah terperangah mendengarnya. "Ternyata, ayahmu terkenal juga di kalangan pejudo ya?" tanya Nadia lagi.
"Ya, sepertinya begitu," jawab Fauzan lagi. "Seperti yang sudah pernah aku ceritakan padamu dulu," ungkap Fauzan.
"Benar-benar seorang legenda pejudo, ya?" ujar Nadia.
"Bisa dibilang begitu," jawab Fauzan dengan rasa bangga.