Nadia dan Fauzan duduk berdampingan. Mereka duduk di bangku panjang di dalam gedung tersebut. Seperti biasanya yang sering mereka lakukan.
Mereka berdua berpegangan tangan. Nadia menaruh tangan Fauzan di atas tangannya yang ada di pangkuannya. Setelah melakukan ciuman pertama mereka, mereka hanya terus terdiam berdua.
Nadia lalu menempelkan tangan Fauzan yang masih terbalut perban itu di pipinya. Kemudian, ia memejamkan matanya, sekali lagi merasakan kehangatan dari sana. Fauzan hanya memperhatikannya.
"Apa kamu hanya akan terus diam?" tanya Fauzan tiba-tiba.
Nadia lalu membuka kedua matanya. Kue menoleh ke arah Fauzan. Kemudian, ia menjauhkan tanga Fauzan ke arah pangkuannya lagi.
"Katakanlah sesuatu," ujar Fauzan lagi.
"Maaf dan terima kasih," ujar Nadia pada Fauzan. Fauzan tersenyum tipis melihat Nadia.
"Apa maksudnya itu?" tanya Fauzan lagi.
"Maaf, sudah banyak sekali membuatmu susah. Terima kasih, sudah muncul di kehidupanku sampai aku mengenalmu," lanjut Nadia.