Nadia terus saja memandangi langit-langit kamarnya yang ada di dalam kosnya. Ia ingin kembali fokus, untuk mengerjakan skripsinya, tapi tentu saja tidak bisa. Saat ini, pikiran dan hatinya semuanya hanya tertuju pada Fauzan seorang.
Bagaimana keadaaan Fauzan saat ini? Apa dia baik-baik saja? Apa ia masih tertekan?
Nadia kembali mengambil ponselnya. Mencoba menghubungi Fauzan kembali. Tapi, tetap saja hasilnya masih saja nihil. Ia tidak bisa berbuat apapun selain menunggu Fauzan kembali, atau nomor Fauzan bisa dihubungi lagi.
Mau tidak mau, ia masih hanya diam termenung di dalam kamarnya. Mencoba untuk memikirkan hal lain. Tapi, dengan perasaannya sekarang ini, mana bisa?
Nadia menutup kedua matanya. Saat itu, terlintas semua hal tentang Fauzan. Saat pertama kali Fauzan memberinya bunga. Saat Fauzan dengan sengaja menabraknya? Saat Fauzan menyatakan perasaan padanya.